Lolos Seleksi Ketat: Membongkar Tahapan Psikologi dan Fisik Menjadi Seorang Polwan

Untuk menjadi Seorang Polwan yang profesional, calon peserta harus melalui serangkaian seleksi yang sangat ketat dan komprehensif. Proses ini dirancang untuk menguji tidak hanya kemampuan akademis, tetapi juga integritas moral, kesehatan mental, dan kesiapan fisik. Seleksi yang transparan dan akuntabel menjadi jaminan bahwa hanya individu terbaik yang dapat bergabung dengan institusi Polri.

Tahap awal seleksi dimulai dengan pemeriksaan kesehatan (Rikkes) Tahap I dan psikologi (Psikotes) Tahap I, sering menggunakan metode Computer Assisted Test (CAT). Psikotes ini bertujuan menilai kecerdasan umum, stabilitas emosi, dan kepribadian calon Seorang Polwan. Kesehatan mental yang prima adalah syarat mutlak untuk memastikan mereka mampu menghadapi tekanan tugas.

Setelah lulus tes psikologi dan kesehatan awal, calon Seorang Polwan akan menghadapi ujian kemampuan jasmani (Kesamaptaan). Tes fisik ini meliputi lari 12 menit, pull-up modifikasi, sit-up, push-up, dan shuttle run. Selain itu, kemampuan renang juga diuji. Tahap ini menentukan apakah calon memiliki stamina dan kekuatan fisik yang memadai untuk menjalankan tugas operasional di lapangan.

Tahapan selanjutnya adalah pemeriksaan kesehatan Tahap II, yang lebih mendalam, termasuk tes kejiwaan. Calon Seorang Polwan juga menjalani tes antropometri, yaitu pengukuran postur dan bentuk tubuh untuk menilai proporsi ideal. Kecakapan fisik harus didukung oleh kondisi kesehatan menyeluruh tanpa adanya hambatan signifikan yang dapat mengganggu tugas.

Bagian yang tak kalah penting adalah tes psikologi Tahap II yang biasanya berupa wawancara. Wawancara ini bertujuan mendalami hasil tes tertulis sebelumnya dan menguji Mental Ideologi (MI) serta Penelusuran Mental dan Kepribadian (PMK). Integritas, komitmen terhadap NKRI, dan tidak terlibat dalam organisasi terlarang adalah fokus utama untuk menjadi Seorang Polwan.

Seleksi diakhiri dengan Pemeriksaan Administrasi Akhir dan sidang terbuka penentuan kelulusan. Semua tahapan ini menggunakan sistem penilaian kualitatif (Memenuhi Syarat/MS atau Tidak Memenuhi Syarat/TMS) dan kuantitatif. Komitmen Polri pada prinsip BETAH (Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis) memastikan proses seleksi ini berjalan jujur.

Secara keseluruhan, tahapan seleksi yang ketat ini berfungsi sebagai filter ganda. Lolosnya calon Polwan menandakan bahwa mereka tidak hanya cerdas dan bugar, tetapi juga memiliki mentalitas yang kuat dan integritas tinggi. Mereka dipersiapkan untuk menjadi penegak hukum yang profesional dan humanis.

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org