Jejak Kimia Berbahaya: Sampel Makanan Ini Positif Formalin!

Hasil pengujian terbaru dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali menguak Jejak Kimia berbahaya di pasar. Sejumlah sampel makanan pokok terbukti positif mengandung formalin, zat pengawet mayat yang dilarang keras untuk pangan. Temuan ini menegaskan bahwa praktik curang masih merajalela, mengancam kesehatan masyarakat. Mie basah, tahu, dan produk laut seringkali menjadi komoditas paling rentan terhadap penyalahgunaan ini.

Mie basah adalah salah satu produk yang paling sering menunjukkan formalin. Produsen nakal menggunakannya agar mie lebih kenyal dan tidak mudah putus atau basi, memfasilitasi distribusi yang lama. Konsumsi mie berformalin, bahkan dalam dosis kecil secara rutin, dapat menyebabkan iritasi lambung dan meningkatkan risiko kanker.

Sampel tahu, protein nabati favorit, juga kerap meninggalkan berbahaya. Formalin membuat tahu menjadi sangat kaku dan awet, tampak “segar” padahal sudah diproduksi berhari-hari. BPOM terus mengimbau masyarakat untuk mewaspadai tahu yang tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan alami meskipun disimpan di suhu ruangan biasa.

Di sektor perikanan, Jejak Kimia formalin ditemukan pada ikan segar dan olahan laut. Ikan yang diawetkan dengan formalin memiliki mata yang jernih secara tidak wajar, daging yang kaku, dan tidak dihinggapi lalat. Praktik ini biasanya dilakukan untuk menutupi kualitas ikan yang sebenarnya sudah menurun sejak penangkapan.

Untuk menanggulangi temuan Jejak Kimia ini, BPOM gencar melakukan uji cepat di pasar tradisional. Metode ini memungkinkan petugas segera mengambil tindakan penyitaan dan penarikan produk. Tindakan cepat di lapangan adalah kunci untuk memutus rantai distribusi makanan berformalin sebelum sampai ke meja makan konsumen.

Dampak kumulatif dari Jejak Kimia ini terhadap kesehatan masyarakat sangat mengkhawatirkan. Formalin bersifat karsinogenik dan neurotoksik. Pemerintah wajib memberikan sanksi tegas, termasuk pidana, kepada produsen dan distributor yang terbukti sengaja menambahkan zat berbahaya ini demi keuntungan pribadi.

Edukasi konsumen adalah garda terdepan melawan Jejak Kimia ini. Masyarakat perlu diajarkan cara membedakan produk yang aman dan yang terkontaminasi. Kesadaran dan kewaspadaan kolektif akan menekan permintaan pasar terhadap produk berformalin dan memaksa produsen beralih ke praktik yang legal dan higienis.

Kesimpulannya, hasil tes positif formalin pada sampel makanan adalah panggilan darurat. Melalui penindakan tegas, pengujian yang lebih sering, dan peningkatan kesadaran tentang Jejak Kimia berbahaya ini, kita dapat secara bertahap membersihkan pasar dari ancaman pangan beracun dan menjamin keamanan konsumsi nasional.

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org