Dilema CCTV: Teknologi Pengawas yang Tidak Selalu Mampu Menghalangi Begal

CCTV (Closed Circuit Television) sering dianggap sebagai solusi ampuh untuk mencegah kejahatan, termasuk begal. Namun, kenyataannya, ada dilema CCTV yang sering tidak disadari. Meskipun berfungsi sebagai alat bukti penting setelah kejadian, kehadirannya tidak selalu mampu menghalangi aksi kriminal. Teknologi pengawas ini memiliki keterbatasan yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan.

Dilema CCTV yang paling utama adalah penempatannya. Banyak CCTV yang dipasang di area ramai, padahal begal sering beraksi di jalan-jalan sepi yang minim pengawasan. Pelaku tahu area mana saja yang tidak terjangkau kamera. Mereka melakukan survei terlebih dahulu, memastikan lokasi yang mereka pilih bebas dari pantauan. CCTV yang terbatas membuat pelaku merasa aman untuk beraksi.

Selain itu, kualitas rekaman sering menjadi masalah. Banyak CCTV yang memiliki resolusi rendah, sehingga sulit mengidentifikasi wajah pelaku atau plat nomor kendaraan. Rekaman yang buram membuat penyelidikan menjadi sulit, bahkan mustahil. Dilema CCTV ini membuat pelaku tidak takut, karena mereka tahu identitas mereka tidak akan terungkap.

Keterbatasan lainnya adalah kurangnya koneksi dengan sistem keamanan terpusat. Banyak CCTV yang berdiri sendiri, hanya merekam tanpa terhubung ke pusat pemantauan. Ini berarti tidak ada yang dapat melihat aksi kejahatan secara real-time. Pihak berwajib baru bisa melihat rekaman setelah kejahatan terjadi, yang mana pelaku sudah kabur jauh.

Faktor dilema CCTV lainnya adalah minimnya perawatan. Kamera yang rusak, kabel yang putus, atau penyimpanan yang penuh membuat CCTV tidak berfungsi. Kurangnya pemeliharaan ini dimanfaatkan oleh para pelaku. Mereka bisa mengamati kamera yang tidak aktif dan menjadikannya sebagai target empuk.

Meskipun demikian, ini tidak berarti CCTV tidak penting. Sebagai alat bukti, rekaman CCTV sangat krusial. Rekaman tersebut dapat membantu polisi memetakan rute pelarian pelaku, mengidentifikasi kendaraan, dan mempercepat penyelidikan. Keberadaan CCTV juga dapat membuat sebagian pelaku berpikir dua kali.

Solusi untuk mengatasi dilema CCTV adalah dengan pendekatan yang lebih komprehensif. Perluasan area cakupan, peningkatan kualitas kamera, dan integrasi dengan pusat komando kepolisian. Teknologi pengenalan wajah dan plat nomor juga bisa menjadi tambahan yang efektif.

Masyarakat juga bisa berperan aktif. Jika Anda melihat CCTV yang rusak, laporkan segera. Jika Anda memiliki CCTV pribadi, pastikan kamera tersebut berkualitas baik dan berfungsi optimal. Kerjasama ini akan menciptakan jaringan pengawasan yang lebih kuat.

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org